Archive for the ‘Cerpen’ Category

Persahabatan Air, Api dan Angin

13 April 2013

Air, Api & Angin

Ditulis Oleh Adila Rahma W. Oktober 22, 2012

Suatu hari, ada sebuah air kecil yang bernama Airi. Ia baru terbangun dari tidurnya, ia tidur di daun di sebatang bunga.

“Hoaaam … hari yang cerah!” Airi terbangun. Ia menguap dan lekas bergegas menuju ibunya.

“Ibu! Ayo, kita akan berjalan-jalan, iya kan?” Airi membangunkan ibunya, ya, kemarin ibu Airi berjanji kalau besok mereka akan berjalan-jalan.

Akhirnya merekapun segera turun dari bunga. Mereka berjalan-jalan di sebuah taman yang indah. Airi meminta izin kepada ibunya, ia ingin menemui teman lamanya. Sebuah bunga mawar, namanya Mawaru. Ibunya mengizinkannya.

Airi berlari menuju Mawaru, di tengah-tengah perjalanan, ia ceroboh. BRESS! Ia menabrak sebuah api.

“Maaf ya, api. Tunggu… Hahahaha!” Airi tertawa terbahak-bahak, ia melihat sebagian tubuh api hilang.
Api sedih, ia akhirnya meninggalkan Airi.

Setelah bermain dengan Mawaru, Airi dan ibunya pulang. Akan tetapi, ibu Airi lebih memilih pulang lewat tanah.

“Ibu, aku merasa tidak enak! Kita belum pernah melewati jalan ini sebelumnya,” Airi tampak agak ketakutan.
“Iya nak, Ibu juga merasa agak bingung.” Ibunya membalasnya.

Saat mereka sampai, mereka merasa berada di kumpulan air lainnya yang sangat banyak. Ternyata, mereka sampai di bak mandi milik seorang manusia.

Tidak lama kemudian, mereka diambil oleh manusia menggunakan gayung. Mereka lalu ‘dimandikan’ dengan air yang lain, mereka di mandikan di sebuah baskom yang besar. Setelah ‘mandi’, mereka merasa agak panas. Tiba-tiba manusia itu mengangkat mereka lagi, dan manusia itu menaruh mereka di sebuah kotak.

Manusia itu memasukkan Airi & Ibunya kedalam freezer. Beberapa menit kemudian, mereka membeku, menjadi es batu.

Beberapa jam setelahnya, manusia mengangkat kotak itu dan menyimpannya di lantai, manusia itu meninggalkan Airi dan ibunya, dan para air begitu saja, tiba-tiba, api dan angin datang.

“Api, angin! Tolong selamatkan kami, para air! Kami telah membeku dan menjadi es!” Airi berteriak sangat–sangat–sangat kencang.

Angin menurunkan seluruh air itu ke lantai, keluar dari kotak itu. Api melelehkan seluruh air. Lalu, api, angin & para air berjalan bersama, keluar dari rumah milik manusia. Api menghanguskan pintu rumah manusia, arang-arangnya ditiup oleh angin. Merekapun keluar bersama-sama.

Dalam perjalanan pulang, Airi bercakap-cakap dengan api & angin.

“Terimakasih ya, air, angin. Tunggu… kau kan api tadi siang kan?, Maaf ya. Aku sudah menghinamu,” Airi meminta maaf kepada api.

“Tidak apa-apa. Oh ya, perkenalkan, aku Apia. Temanku, Anginu” jawab Apia.

“Senang bertemu denganmu,” kata Anginu.

Setelah lama berjalan, akhirnya mereka sampai rumah masing-masing. Ah! Leganya …, dan Airi, Apia & Anginu menjadi sahabat sejati sejak itu.

Asal Mula Catur Bagian 2

12 April 2013

Permainan populer Permainan catur sangat populer di masyarakat. Begitu juga di kalangan bangsawan, terutama khalifah Abbasiyah sangat menyenanginya.

catur
Mereka yang sangat mahir bermain catur di masa itu adalah al-Suli, al-Razi, al-Aadani, dan Ibnu al-Nadim. Jangan lupakan grand- master asal Rusia, Yuri Averbak. Banyak orang yang berpikir permainan ini adalah permainan baru, padahal sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Al-Suli menulis banyak catatan mengenai aturan dan strategi bermain. Catatannya pun tersebar di seluruh negeri Muslim.
Sebuah buku berjudul Book of the Examples of Warfare in the game of Chess yang ditulis pada 1370 untuk pertama kali memperkenalkan permainan catur yang disebut “Kepala Biara Buta dan Biarawatinya”. Seorang musisi dan pelopor Ziryab membawa catur ke Andalusia pada abad ke-9. Kata skakmat berasal dari Persia shahmat yang berarti “raja telah kalah”.
Dari Andalusia, permainan menyebar di tengah-tengah kaum Kristen Spanyol dan Mozarab hingga mencapai bagian utara dan selatan Spanyol. Catatan Eropa pertama yang menyebut soal catur ditemukan pada 1058. Ketika itu, Countess Ermessind dari Barcelona menghadiahkan bidak catur kristal agar diletakkan di Gereja St Giles di Nimes.
Beberapa tahun kemudian, Kardinal Damianni dari Ostia menulis kepada Paus Gregory VII untuk melarang permainan yang disebutnya kafir itu agar tidak menyebar di kalangan pendeta. Ia melarangnya karena catur dibawa oleh Muslim.

Asal Mula Catur

12 April 2013

Masyarakat di berbagai belahan dunia mengenal permainan yang menggunakan papan berseling hitam dan putih itu. Bermain catur dipercaya menjadi salah satu cara meningkatkan kemampuan otak.

32

Catur adalah salah satu dari sekian banyak penemuan Muslim di abad pertengahan yang masih bertahan sampai saat ini. Terlepas dari ukuran dan tampilannya, catur dapat dimainkan dengan berbagai aturan yang bervariasi.

Bagaimana asal muasal, bentuk, dan siapa yang pertama kali menemukan catur masih menjadi misteri. Catur diduga berasal dari India atau Persia sekitar 600 Masehi. Pada abad ke-14, Ibnu Khaldun mengasosiasikan catur dengan orang bijak dari India bernama Sassa bin Dahir.

Permainan kuno serupa catur di India disebut chaturanga yang artinya “Memiliki empat anggota tubuh”. Kemungkinan, hal itu merujuk pada empat cabang tentara India yang terdiri atas gajah, penunggang kuda, kereta tempur, dan infanteri. Tidak seperti catur di masa sekarang yang terdiri atas papan dengan 12×12 kotak, chaturangaterdiri atas delapan kali delapan kotak. Chaturanga menjadi cikal bakal catur seperti yang kita kenal sekarang.

Sebuah manuskrip Persia abad ke-14 menjelaskan, seorang utusan India membawa permainan “catur” ke pengadilan Persia. Catur itu kemudian dibawa ke Spanyol oleh orang Arab. Namun, sebelum mencapai daratan Eropa, masyarakat Persia telah memodifikasi permainan itu menjadi chatrang. Saat bersentuhan dengan Arab, namanya menjadi shatranj.

Pada saat itu, bidak yang dimainkan adalah Syah sebagai raja dan Firzan sebagai jenderal yang kemudian berubah menjadi ratu di permainan modern. Fil adalah gajah yang kemudian bertransformasi menjadi menteri, Faras atau kuda, Rukh atau kereta tempur yang berubah menjadi istana atau benteng, dan Baidaq atau pion.

Perubahan terbesar aturan bermain catur, yakni dulu orang-orang menggunakan dadu. Mereka melempar dadu sebelum bermain. Dalam filsafat Hindu di India, melempar dadu sama dengan melempar kesempatan yang berarti sebuah cara berkomunikasi dengan kosmos dan para dewa.

Referensi tertulis sebelum masa Islam mengenai permainan ini terdapat di Persia sekitar 600 Masehi. Tulisan ini menyebutkan catur dan periode terakhir penguasa Sasanid di Iran (224-651 Masehi). Buku Karnamak-i Ardeshir-i Papakan(Perbuatan Ar des hir di Papakan) menyebut permainan chatrang sebagai salah satu pencapaian budaya tersendiri bagi Ardeshir sebagai pangeran muda.

Bersambung ke Bagian 2

Hikayat Bayan Budiman

19 Maret 2013

Sebermula ada saudagar di negara Ajam.Khojan Mubarok namanya,terlalu amat kaya,akan tetapi ia tiada beranak.tak seberapa lama setelah ia berdoa kepada Tuhan,maka saudagar Mubarok pun beranaklah istrinya seorang anak laki-laki yang di beri nama Khojan Maimun.
Setelah umurnya Khojkan maimun lima tahun,maka di serahkan oleh bapaknya mengaji kepada banyak guru sehingga sampai umur Khojan Maimun lima belas tahun,ia di pinangkan dengan anak saudagar yang kaya,amat elok parasnya,namanya Bibi Zainab.
Hatta beberapa lamanya khojan Maimun beristri itu,ia membeli seekor burung bayan jantan.Maka beberapa di antara itu ia juga membeli seekor tiung betina,lalu di bawanya ke rumah dan di taruhnya hampir sangkaran bayan juga
Pada suatu hari Khojan Maimun tertarik akan perniagaan di laut,lalu minta izinlah dia kepada istrinya.Sebelum dia pergi ,berpesanlah dia pada istrinya itu,jika ada barang suatu pekerjaan,mufakatlah dengan dua ekor unggas itu,hubaya-hubaya jangan tiada ,karena fitnah di dunia amat besar lagi tajam dari pada senjata.
Hatta beberapa lama di tinggal suaminya,ada anak Raja Ajam berkuda lalu melihatnya rupa Bibi Zainab yang terlalu elok.Berkencanlah mereka unyuk bertemu melalui seorang perempuan tua.maka pada suatu malam,pamitlah Bibi Zainab kepada burung tiung itu hendak menemui anak raja itu,maka bernasehatkah di tentang perbuatanya yang melanggar aturan Allah SWT.maka marahlah istri Khojan Maimun dan disentakkannya tiung itu dari sangkarnya dan dihempaskannya sampai mati.
Lalu Bibi Zainab pun pergi mendapatkan bayan yang sedang berpura2 tidur.maka bayan pun berpura2 terkejut dan mendengar kehendak hati Bibi Zainab perg mendapatkan anak raja.maka bayan pun berpikir bila ia menjawab seperti tiung maka ia juga akan binasa.Setelah ia sudah berpikir demikian itu,mak ujarnya,”Aduhai Siti yang baik paras,pergilah dengan segeranya mendapatkan anak raja itu. Apapun hamba ini haraplah tuan, jikalau jahat sekalipun pekerjaan tuan, Insya Allah di atas kepala hambalah menanggungnya. Baiklah tuan sekarang pergi, karena sudah di nanti anak raja itu. Apatah di cari oleh segala manusia di dunia ini selain martabat, kesabaran, dan kekayaan? Adapun akan hamba,tuan ini adalah seperti hikayat seekor unggas bayan yang dicabut bulunya oleh tuannya seorang istri saudagar.
Maka berkeinginanlah istri Khojan Maimun untuk mendengarkan cerita tersebut. Maka Bayanpun berceritalah kepada Bibi Zainab dengan maksud agar ia dapat memperlalaikan perempuan itu.
Hatta setiap malam, Bibi Zainab yang selalu ingin mendapatkan anak raja itu,dan setiap berpamitan dengan bayan ,maka di berilah ia cerita2 hingga sampai 24 kisah dan 24 malam ,burung tersebut bercerita, hingga akhirny lah Bibi Zainab pun insaf terhadap perbuatanya dan menunggu suaminya Khojan Maimum pulang dari rantauannya.

Burung Bayan tidak melarang malah dia menyuruh Bibi Zainab meneruskan rancangannya itu, tetapi dia berjaya menarik perhatian serta melalaikan Bibi Zainab dengan cerita-ceritanya. Bibi Zainab terpaksa menangguh dari satu malam ke satu malam pertemuannya dengan putera raja. begitulah seterunya sehingga Khoja Maimun pulang dari pelayarannya.

Bayan yang bijak bukan sahaja dapat menyelamatkan nyawanya tetapi juga dapat menyekat isteri tuannya daripada menjadi isteri yang curang. Dia juga dapat menjaga nama baik tuannya serta menyelamatkan rumah tangga tuannya.
Antara ceriota bayan itu ialah mengenai seekor bayan yang mempunyai tiga ekor anak yang masih kecil. Ibu bayan itu menasihatkan anak-anaknya supaya jangan berkawan dengan anak cerpelai yang tinggal berhampiran. Ibu bayan telah bercerita kepada anak-anaknya tentang seekor anak kera yang bersahabat dengan seorang anak saudagar. Pada suatu hari mereka berselisih faham. Anak saudagar mendapat luka di tangannya. Luka tersebut tidak sembuh melainkan diubati dengan hati kera. Maka saudagar itupun menangkap dan membunuh anak kera itu untuk mengubati anaknya.
Sebuah lagi cerita bayan ialah mengenai seorang lelaki yang sangat mengasihi isterinya. Apbila isterinya meninggal dunia, dia telahj memohon dioa kepada Tuhan supaya separuh daripada umurnya dibahagikan kepada isterinya. Doa itu dikabulkan dan isterinya hidup semual. Namun, si isteri tidak jujur dan lari dengan seorang saudagar kaya. Lelaki itu menjejaki isterinya kerana menyangka isterinya dilarikan oleh saudagar kaya itu. Tetapi dia telah dihina dan diusir oleh isterinya. Kerana marah dan kecewa, lelaki itu memohon agar Tuhan mengembalikan usianya yang telah diberi kepada isterinya. Dengan kehendak Tuhan, isterinya mati semula.
Dalam cerita yang lain pula, bayan bercerita mengenai pengorbanan seorang isteri. seorang puteri raja yang kejam telah membunuh 39 orang suaminya. suaminya yang keempat puluh telah berjaya menginsafkannya dengan sebuah cerita mengenai seekor rusa betina yang sanggup menggantikan pasangannya, rusa jantan, untuk disembelih. Begitu kasih rusa betina kepada pasangannya sehingga sanggip mengorbankan diri untuk disembelih. Puteri itu insaf dan tidak jadi membunuh suaminya yang keempat puluh itu, malah sanggup berkorban apa sahaja untuk suaminya.
Unsur Intrinsik :
Tema : Kesetiaan seorang Istri
Alur : Menggunakan alur melingkar kaerna cerita bolak-balik ke masa lalu.
Setting/ Latar :
-Setting Tempat : Negeri Antah Berantah, rumah istri saudagar.
-Setting Suasana : tegang, mencekam dan Ketakutan, bahagia, menyedihkan,
Sudut Pandang Pengarang : orang ketiga serba tahu.
Amanat :
-seorang istri harus patuh pada suaminya
-kita harus setia pada satu pasangan
Harus tawakal dalam menghadapi cobaan.
-Janganlah kita mudah menyerah dalam menghadapi suatu hal.
Jangan gegabah dalam mengambil keputusan.
Unsur Ekstrinsik :
1. Nilai Moral
Kita harus bersikap bijaksana dalam menghadapi segala hal di dalam hidup kita.
Jangan kita terlalu memaksakan kehendak kita pada orang lain, dan kita harus mau mendegarkan pendapat orang lain.
2. Nilai Budaya
Seorang istri hendaknya patu pada perkataan suami.

Kisah Cinta Anak dan Ibu (Tangkuban perahu)

16 Januari 2010

Tangkuban perahu (Episode. III)

Tanpa pikir panjang, Sangkuriang  bergegas ke kamar Dayang Sumbi. Sambil mendekat dan menemukan Dayang Sumbi duduk ditepian pembaringan sambil tersenyum manis namun dipelupuk matanya tampak butir air mata bak mutiara yang memancarkan kebahagian yang tak terhingga. serta merta tangan Sangkuriang  memeluk sang kekasih calon isteri yang tercantik seantero negeri, … (more…)

Kisah Cinta Anak dan Ibu (Sangkuriang)

15 Januari 2010

 Pertemuan Dayang Sumbi dengan Sangkuriang (Epidode II)

10 tahun kemudian , alun alun kerajaan dipenuhi masyarakat yang sementara menonton pertandingan adu kekuatan dan ketangkasan para pemuda yang datang seantero negeri , kali ini   selain mendapatkan hadiah dari raja juga pemenangnya diperkenangkan bertemu Putri kesayangan Raja yang sangat cantik dan menawan , siapa tau sang putri berkenang dan menjadi mantu raja.

Seorang pemuda , tampan kurang lebih berumur 20 tahun dan gagah, duduk beristirahat setelah memenangkan 10 kali pertandingan berturut-turut, menantikan pertandinngan selanjutnya. Dia adalah Sangkuriang , pemuda sakti, setelah merantau dan berguru , terbentuklah dalam dirinya , jiwa kesatria mandra guna, jujur dan selalu menolong orang yang membutuhkannya, karena selama perantauannya tak pernah menemukan lawan tanding, maka segala kemauannya dan keinginannya selalu terpenuhi. Dan kali ini Sangkuriang ikut seyembara adu ketangkasan dan sekaligus berniat mempersunting sang putri yang konon mempunyai kecantingan dan keelokan yang tiada taranya dan terkenal sampai negeri seberang. (more…)

Kisah Cinta Anak dan Ibu (Dayang Sumbi)

15 Januari 2010

Dayang Sumbi  (Episode I)
Sungging Perbangkara Seorang , Raja kecil yang gemar berburu, suatu hari bersama beberapa orang sahabat dan hambanya pergi menyelusuri hutan didekat istana peritirahatan pribadinya.  Saat berburu itulah Sungging bertemu seorang gadis dusun cantik nan elok bernama Nyai Sariti, Kedua insan berlainan jenis ini saling tertarik pada pandangan pertama yang selanjutnya melakukan hubungan diluar nikah.

Nyai Sariti seorang gadis elok dusun yang miskin, hidup bahagia beberapa hari di istana tetapi kemudian ia diusir dan lupakan begitu saja. Karena Nyai Sariti punya dua kebiasaan yang sangat tidak disukai oleh Sungging. Yakni, cara makannya yang ribut dan rakus, juga dikala tidur Nyai Sariti selalu mendengkur keras dan ribut. Mirip cara makan dan mendengkurnya babi (pengertian filosofis untuk sosok babi dalam versi umum). (more…)