Legenda Batu Menangis
Legenda Batu Menangis (Cerita Rakyat Kalimantan )
Disebuah bukit yang jauh dari desa, didaerah Kalimantan hiduplah seorang janda miskin dan seorang anak gadisnya.
Anak gadis janda itu sangat cantik jelita. Namun sayang, ia mempunyai prilaku yang amat buruk. Gadis itu amat pemalas, tak pernah membantu ibunya melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah. Kerjanya hanya bersolek setiap hari.
Selain pemalas, anak gadis itu sikapnya manja sekali. Segala permintaannya harus dituruti. Setiap kali ia meminta sesuatu kepada ibunya harus dikabulkan, tanpa memperdulikan keadaan ibunya yang miskin, setiap hari harus membanting tulang mencari sesuap nasi.
Pada suatu hari anak gadis itu diajak ibunya turun ke desa untuk berbelanja. Letak pasar desa itu amat jauh, sehingga mereka harus berjalan kaki yang cukup melelahkan. Anak gadis itu berjalan melenggang dengan memakai pakaian yang bagus dan bersolek agar orang dijalan yang melihatnya nanti akan mengagumi kecantikannya. Sementara ibunya berjalan dibelakang sambil membawa keranjang dengan pakaian sangat dekil. Karena mereka hidup ditempat terpencil, tak seorangpun mengetahui bahwa kedua perempuan yang berjalan itu adalah ibu dan anak.
Ketika mereka mulai memasuki desa, orang-orang desa memandangi mereka. Mereka begitu terpesona melihat kecantikan anak gadis itu, terutama para pemuda desa yang tak puas-puasnya memandang wajah gadis itu. Namun ketika melihat orang yang berjalan dibelakang gadis itu, sungguh kontras keadaannya. Hal itu membuat orang bertanya-tanya.
Di antara orang yang melihatnya itu, seorang pemuda mendekati dan bertanya kepada gadis itu, “Hai, gadis cantik. Apakah yang berjalan dibelakang itu ibumu?”
Namun, apa jawaban anak gadis itu ?
“Bukan,” katanya dengan angkuh. “Ia adalah pembantuku !”
Kedua ibu dan anak itu kemudian meneruskan perjalanan. Tak seberapa jauh, mendekati lagi seorang pemuda dan bertanya kepada anak gadis itu.
“Hai, manis. Apakah yang berjalan dibelakangmu itu ibumu?”
“Bukan, bukan,” jawab gadis itu dengan mendongakkan kepalanya. ” Ia adalah budakk!”
Begitulah setiap gadis itu bertemu dengan seseorang disepanjang jalan yang menanyakan perihal ibunya, selalu jawabannya itu. Ibunya diperlakukan sebagai pembantu atau budaknya.
Pada mulanya mendengar jawaban putrinya yang durhaka jika ditanya orang, si ibu masih dapat menahan diri. Namun setelah berulang kali didengarnya jawabannya sama dan yang amat menyakitkan hati, akhirnya si ibu yang malang itu tak dapat menahan diri. Si ibu berdoa.
“Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba begitu teganya memperlakukan diri hamba sedemikian rupa. Ya, tuhan hukumlah anak durhaka ini ! Hukumlah dia….”
Atas kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, perlahan-lahan tubuh gadis durhaka itu berubah menjadi batu. Perubahan itu dimulai dari kaki. Ketika perubahan itu telah mencapai setengah badan, anak gadis itu menangis memohon ampun kepada ibunya.
” Oh, Ibu..ibu..ampunilah saya, ampunilah kedurhakaan anakmu selama ini. Ibu…Ibu…ampunilah anakmu..” Anak gadis itu terus meratap dan menangis memohon kepada ibunya. Akan tetapi, semuanya telah terlambat. Seluruh tubuh gadis itu akhirnya berubah menjadi batu. Sekalipun menjadi batu, namun orang dapat melihat bahwa kedua matanya masih menitikkan air mata, seperti sedang menangis. Oleh karena itu, batu yang berasal dari gadis yang mendapat kutukan ibunya itu disebut ” Batu Menangis “.
Demikianlah cerita berbentuk legenda ini, yang oleh masyarakat setempat dipercaya bahwa kisah itu benar-benar pernah terjadi. Barang siapa yang mendurhakai ibu kandung yang telah melahirkan dan membesarkannya, pasti perbuatan laknatnya itu akan mendapat hukuman dari Tuhan Yang Maha Kuasa
Versi lain
Kelahiran Putri dan Wulan yang berbeda setengah jam telah memiliki pertanda dari alam. Putri lahir ditengah cuaca yang mendadak berubah begitu buruk, sementara adiknya muncul saat cuaca membaik.
Setelah keduanya mulai tumbuh, barulah kelihatan perbedaan yang mencolok. Wulan berakhlak lembut, penyabar, dan pengasih sementara si sulung Putri berwatak buruk nan mencemaskan.
Kuatir dengan keadaan tersebut, Awang dan Sari memasukkan Putri ke sebuah pesantren dengan harapan anaknya bisa berubah. Sayang, perilaku Putri justru malah semakin menjadi tanpa bisa dikendalikan pemilik dan pengasuh pesantren.
Puncaknya terjadi saat Awang mengunjungi putri suluangnya, keteledoran Putri membuat gudang dimana ia biasa bermalas-malasan terbakar. Putri sendiri selamat, namun sang ayah yang berjibaku menyelamatkan buah hatinya harus mengalami cacat fisik permanen.
Takut bakal dihukum akibat perbuatannya, Putri melarikan diri dari pesantren dan jatuh ke perangkat Julig, seorang dukun yang ingin mencari tumbal kepala seorang bocah.
Rupanya, tumbal tersebut bakal digunakan untuk pembangunan sebuah resort di pinggir pantai yang dikelola Darwin seorang konglomerat. Beruntung, muncul pasangan jin penghuni hutan tepi pantai Ranggada dan Sugari yang menyelamatkan Putri sekaligus membunuh Julig dan Darwin.
Saat Awang dan Sari dibuat bingung mencari keberadaannya hingga menghabiskan banyak biaya, Putri malah hidup bersenang-senang di istana jin Ranggada dan Sugari dengan pekerjaan sebagai pendamping anak tunggal mereka Elok.
Sayangnya biarpun sudah dimanjakan oleh kedua orangtua angkatnya, kelakuan buruk Putri yang telah mendarah-daging tidak bisa hilang. Akhirnya suami-istri jin Ranggada dan Sugari sudah tidak tahan lagi, mereka mengusir Putri keluar dari istana jin.
Setelah sempat terlunta-lunta dan nyaris diperkosa pemuda berandal, Putri dipertemukan juga dengan Awang dan Sari serta adiknya Wulan. Pertemuan tersebut berlangsung mengharukan karena mereka telah berpisah selama lebih dari 10 tahun.
Lagi-lagi suasana tentram hanya berlangsung sesaat, Putri kembali berfoya-foya karena sudah terbiasa bergelimang kemewahan tanpa perduli dengan orangtuanya yang sudah terancam bangkrut.
Sikapnya terhadap keluarga juga sangat buruk. Selain memperlakukan Wulan dan sang ibu seperti pembantu, Putri juga melecehkan sang ayah yang cacat. Bahkan, Awang yang berusaha membela Wulan malah dicelakai Putri, yang tidak menunjukkan penyesalan sedikit pun, hingga menemui ajalnya.
Di tengah kekacauan hidup dan ekonomi keluarga yang semakin morat-marit, apa yang harusnya terjadi tidak bisa dihindari lagi. Sang ibu akhirnya kehilangan kesabaran melihat kelakuan Putri. Yang lebih fatal, kemarahan kali ini jauh lebih parah daripada suami-istri jin Ranggada dan Sugari.
Tanpa sadar sang ibu mengucapkan sumpah atau kutuk. Akibatnya, Putri langsung menjadi sebuah patung batu yang terus mengucurkan air bening dari sepasang mata batunya. Konon, air itu adalah air mata dari penyesalan Putri yang sayangnya datang terlambat
13 Juli 2011 pukul 07:07 |
jangan durhaka ! lihat balasannya
15 September 2011 pukul 08:12 |
Buset nih tulisan banyak amat cape deh nulis nya
6 November 2011 pukul 13:40 |
kagak banyak jangan lebai sih!
14 November 2011 pukul 10:34 |
bagus bgt….cerita’y…dan kita dapat ilmu pengetahuan…..
19 November 2011 pukul 11:24 |
Betapa ucapan seorang ibu adalah kuasa Tuhan,makanya kita sebagai anak wajib berbakti kepada orangtua terlebih kepada seorang ibu,Kasih sayang seorang ibu ga akan pernah ternilai dengan apapun,
Terima kasih IBU atas kasih sayangmu selama ini….
22 Maret 2012 pukul 13:43 |
ande tama doco lamba lao
29 November 2012 pukul 08:21 |
apa tuh artinya qw kagak ngarti
12 Juni 2014 pukul 04:06
Saya sangat berterimah kasih banyak kepada MBAH RIJI atas bantuannya saya bisa menang togel,saya benar2 tidak percaya dan hampir pinsang karna anka yang di berikan MBAH 4695 ternyata tembus..!!! awalnya saya cuma coba2 menelpon,saya bilang saya terlantar di propensi sumatra dan tidak ada onkos pulang,mulanya saya ragu tapi dengan penuh pengharapan saya pasangin kali 100 lembar dan ALHAMDULILLAH berhasil,sekali lagi makasih banyak yaa MBAH dan saya tidak akan lupa bantuan dan budi baik MBAH RIJI ,bagi anda yang ingin seperti saya silahkan HBG 082 388 362 128 MBAH RIJI Demikian kisah nyata dari saya tanpa rekayasa.INGAT…kesempatan tidak akan datang untuk ke 2 kaliny
18 April 2015 pukul 05:29
Gua juga kagak ngarti
4 April 2012 pukul 13:52 |
critanya bagus ya!!
makanya kita menjadi anak harus patuh pada orang tua !!!
jgn melecehkan apalagi menghinaanya ,, itu sngat tidak baik
jadi berbaktilah pada orang tua ya?
29 Oktober 2012 pukul 04:56 |
skrang karma & kutukan itu lama x datang
knp zaman dlu bgt cpt ktukan itu datang
31 Oktober 2012 pukul 07:42 |
dari cerita tersebut saya sadar” bahwa ibu dan termasuk orang tua adalah segala2 nya . maaf kan aq ibu
3 November 2012 pukul 02:57 |
serem nhh
9 November 2012 pukul 13:01 |
bagus ingat jgn durhaka
25 Desember 2012 pukul 09:08 |
dari cerita batu putri menangis yang pernah saya baca sewaktu SMP, merupakan gabungan kedua versi di atas. tetapi bukan jin yang menyelamatkan putri, tetapi seorang wanita kaya raya yang memiliki seorang anak sebaya dengan putri. saat berjalan dengan ibunya di akhir cerita, sebelum putri menjadi batu, saat itu ibunya meminta beras dari paman putri. Saat pulang dari meminta beras, barulah ibu mengutuk putri.
3 Februari 2013 pukul 02:01 |
Saya akan mengingatnya bahwa melawan kedua orang tua adalah dosa yg tak bisa diampuni oleh ALLAH swt.
2 Maret 2013 pukul 14:43 |
Alhmdulh,
artikel ini dapat membantu aq ntuk mengerjakan kliping bhs.indonesia
makcih ya
4 Maret 2013 pukul 08:07 |
q jdi tkut nich dnger ceritany,,, sreeeem…….
5 Maret 2013 pukul 04:17 |
jadi anak,berbaktilah pda k 2 org tua
6 Maret 2013 pukul 13:36 |
cerita keren bangetz memberikan banyak pelajaran yang dapat diambil bwt kehidupan sehari-hari. ucapan seorang ibu adalah doa untuk qta yang pazti akn dikabulkan Tuhan
6 Maret 2013 pukul 13:37 |
kerenz bngetz
28 Maret 2013 pukul 13:27 |
CONTOH LEGENDA Legenda Batu Menangis (Cerita Rakyat Kalimantan )
6 April 2013 pukul 16:23 |
sedih nwean
25 April 2013 pukul 04:56 |
Siapa yang durhaka kepada orangtuanya pasti akan mendapat balasan dari Tuhan.
“Kepada ibu hendaklah hormat
supaya selamat dunia akhirat”
4 Mei 2013 pukul 23:24 |
hmm, saya jd ingat sama semua nasehat orang tua saya… kcantikan bukan apa2 di bandingkan dngan ibu yg telah mlahirkan ank nya…
8 Mei 2013 pukul 12:47 |
mantab
21 Mei 2013 pukul 12:59 |
kita bisa mengambil hikmah/pelajaran dr cerita tersebut bahwa jd anak jgn durhaka kpd ortu ……….*”~
9 Juni 2013 pukul 05:12 |
Ceritanya bagus…..makanya anak yg durhaka kepada orangtuanya bakal dapet hukuman atau imbalannya…… Terimakasih IBU telah membesarkanku…..
3 Juli 2013 pukul 09:40 |
Bagusan cerita pertama
6 Juli 2013 pukul 15:01 |
ceritanya bagus banget .. 🙂 ,, makanya kalo punya wajah yang cantik jangan sombong dan jangan lah engkau menghina ibu kandung mu sendiri !! jadi merinding gue baca cerita “Batu menangis”
13 Juli 2013 pukul 04:09 |
ceritanya best,, cerita ni memang terjadi ke??
24 Juli 2013 pukul 07:18 |
banyak sang3 tulisanya capek dehh bacYA
24 Juli 2013 pukul 07:19 |
mendapat ilmu pengetauan
2 Agustus 2013 pukul 11:22 |
kehendak ibu adalah kehendak tuhan
22 Agustus 2013 pukul 13:50 |
sebaiknya kita tidak durhaka sama orangtua
22 Agustus 2013 pukul 13:51 |
menapa dia harus menangis ?
22 Agustus 2013 pukul 13:52 |
rukun adalah
24 Agustus 2013 pukul 06:47 |
mksh
25 Agustus 2013 pukul 13:18 |
panjang amat
1 September 2013 pukul 16:26 |
excellent..
5 September 2013 pukul 06:06 |
thx..bantuin tugas ane… 🙂
27 September 2013 pukul 07:10 |
dapat ilmu pengetahuan lgi
27 September 2013 pukul 10:14 |
Jangan melawan sama orang tua!
5 Oktober 2013 pukul 10:09 |
Kta hrus nya mngambil hikmah dr crita tersebut..q jdi mrinding deh..
I CYANG IBU SLAMANY
12 Oktober 2013 pukul 15:57 |
Is magic
27 Maret 2014 pukul 08:36 |
Nggak ada inggrisnya
27 Maret 2014 pukul 08:37 |
Nggak ada inggrisnya, dimna?
16 Oktober 2013 pukul 03:58 |
wow
23 Oktober 2013 pukul 02:11 |
gue nga peduli durhaka nga durhaka urusan orang… Nga penting ngurusin kelakuan orang lain… Emang kalian udh benar apa! DASAR SAMPAH!
30 Oktober 2013 pukul 12:27 |
kita harus nya mengambil hikmah dari cerita tersebut…q jadi gak merinding
I CYANG IBU SAYA AJA
5 November 2013 pukul 08:04 |
legenda batu menangis, dimana letak batunya berada, biasanya legenda selalu dihubungan dengan alam, hingga jadilah legenda, sepeti batu banam di desa tangkiling, legenda sangkuriang dengan gunung tangkuban perahu, legenda batu pengantung di Prapat danau toba, legenda Batu barambai di rejang lebong Bengkulu, Legenda batu Malin kundang di pantai arum panis padang, legenda bandung bondowoso di Candi Prambanan.mohon informasinya. terimakasih
2 Desember 2013 pukul 02:37 |
crita itu sangat mengingat khan aqu kpada kdua orang tua qhu… 🙂
4 Desember 2013 pukul 07:34 |
mang itu beneran da y?
kalo beneran ak mau blng subhanallah……….
memang kuasa Allah tiada tanding
4 Desember 2013 pukul 07:35 |
tolong d add fb ku y………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
15 November 2014 pukul 12:56 |
caranya gimana kak?
2 Maret 2014 pukul 08:38 |
gue dkat bnget ma tmpatnya,,tpi crtanya krng lngkp tu..
21 Maret 2014 pukul 06:26 |
Makannya jgn kelewata dosa ma orang tua jdi ituwwwww blasannya
16 April 2014 pukul 08:50 |
ingat tman2 ,jgan prnah durhaka am ortu
NTI Bsa msug neraka jahanam
iiiiii …
18 April 2015 pukul 05:33 |
Semoga kita dimasukan ke dlm surga firdaus ammin
26 April 2014 pukul 14:27 |
jgan pernah sakiti org tua….sayangilah mereka
17 Mei 2014 pukul 01:02 |
kita jd banyak pengetahuan ,dan hikmahnya adalah kita tdk blh jd anak durhaka nanti ada akibatnya sendiri lho….
29 Juni 2014 pukul 03:11 |
aduh capek ya baca ceritanya soalnya panjang banget
17 Juli 2014 pukul 12:26 |
Buset tuh anak sombong amat mentang Mentang cantik jadi seenak nya ke ibu DASAR ANAK DURHAKA
25 September 2014 pukul 15:46 |
OK
17 Oktober 2014 pukul 06:53 |
panjang amet ceritanya jadi cape ni bibir pake baca
17 Oktober 2014 pukul 13:15 |
maka, siapa pun bentuk ibu kita.kita harus menghormati dan menyayanginya karna dialah orang tua kita.DAN KITA TIDAK DAPAT MENGGANTIKANNYA DENGAN IBU YANG LAIN
21 Oktober 2014 pukul 01:03 |
[…] Disebuah bukit yang jauh dari desa, didaerah Kalimantan hiduplah seorang janda miskin dan seorang anak gadisnya. Anak gadis janda itu sangat cantik jelita. Namun sayang, ia mempunyai prilaku yang amat buruk. Gadis itu amat pemalas, tak pernah membantu ibunya melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah. Kerjanya hanya bersolek setiap hari. Selain pemalas, anak gadis itu sikapnya manja sekali. Segala permintaannya harus dituruti. Setiap kali ia meminta sesuatu kepada ibunya harus dikabulkan, tanpa memperdulikan keadaan ibunya yang miskin, setiap hari harus membanting tulang mencari sesuap nasi. Pada suatu hari anak gadis itu diajak ibunya turun ke desa untuk berbelanja. Letak pasar desa itu amat jauh, sehingga mereka harus berjalan kaki yang cukup melelahkan. Anak gadis itu berjalan melenggang dengan memakai pakaian yang bagus dan bersolek agar orang dijalan yang melihatnya nanti akan mengagumi kecantikannya. Sementara ibunya berjalan dibelakang sambil membawa keranjang dengan pakaian sangat dekil. Karena mereka hidup ditempat terpencil, tak seorangpun mengetahui bahwa kedua perempuan yang berjalan itu adalah ibu dan anak. Ketika mereka mulai memasuki desa, orang-orang desa memandangi mereka. Mereka begitu terpesona melihat kecantikan anak gadis itu, terutama para pemuda desa yang tak puas-puasnya memandang wajah gadis itu. Namun ketika melihat orang yang berjalan dibelakang gadis itu, sungguh kontras keadaannya. Hal itu membuat orang bertanya-tanya. Di antara orang yang melihatnya itu, seorang pemuda mendekati dan bertanya kepada gadis itu, “Hai, gadis cantik. Apakah yang berjalan dibelakang itu ibumu?” Namun, apa jawaban anak gadis itu ? “Bukan,” katanya dengan angkuh. “Ia adalah pembantuku !” Kedua ibu dan anak itu kemudian meneruskan perjalanan. Tak seberapa jauh, mendekati lagi seorang pemuda dan bertanya kepada anak gadis itu. “Hai, manis. Apakah yang berjalan dibelakangmu itu ibumu?” “Bukan, bukan,” jawab gadis itu dengan mendongakkan kepalanya. ” Ia adalah budakk!” Begitulah setiap gadis itu bertemu dengan seseorang disepanjang jalan yang menanyakan perihal ibunya, selalu jawabannya itu. Ibunya diperlakukan sebagai pembantu atau budaknya. Pada mulanya mendengar jawaban putrinya yang durhaka jika ditanya orang, si ibu masih dapat menahan diri. Namun setelah berulang kali didengarnya jawabannya sama dan yang amat menyakitkan hati, akhirnya si ibu yang malang itu tak dapat menahan diri. Si ibu berdoa. “Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba begitu teganya memperlakukan diri hamba sedemikian rupa. Ya, tuhan hukumlah anak durhaka ini ! Hukumlah dia….” Atas kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, perlahan-lahan tubuh gadis durhaka itu berubah menjadi batu. Perubahan itu dimulai dari kaki. Ketika perubahan itu telah mencapai setengah badan, anak gadis itu menangis memohon ampun kepada ibunya. ” Oh, Ibu..ibu..ampunilah saya, ampunilah kedurhakaan anakmu selama ini. Ibu…Ibu…ampunilah anakmu..” Anak gadis itu terus meratap dan menangis memohon kepada ibunya. Akan tetapi, semuanya telah terlambat. Seluruh tubuh gadis itu akhirnya berubah menjadi batu. Sekalipun menjadi batu, namun orang dapat melihat bahwa kedua matanya masih menitikkan air mata, seperti sedang menangis. Oleh karena itu, batu yang berasal dari gadis yang mendapat kutukan ibunya itu disebut ” Batu Menangis “. Demikianlah cerita berbentuk legenda ini, yang oleh masyarakat setempat dipercaya bahwa kisah itu benar-benar pernah terjadi. Barang siapa yang mendurhakai ibu kandung yang telah melahirkan dan membesarkannya, pasti perbuatan laknatnya itu akan mendapat hukuman dari Tuhan Yang Maha Kuasa Versi lain Kelahiran Putri dan Wulan yang berbeda setengah jam telah memiliki pertanda dari alam. Putri lahir ditengah cuaca yang mendadak berubah begitu buruk, sementara adiknya muncul saat cuaca membaik. Setelah keduanya mulai tumbuh, barulah kelihatan perbedaan yang mencolok. Wulan berakhlak lembut, penyabar, dan pengasih sementara si sulung Putri berwatak buruk nan mencemaskan. Kuatir dengan keadaan tersebut, Awang dan Sari memasukkan Putri ke sebuah pesantren dengan harapan anaknya bisa berubah. Sayang, perilaku Putri justru malah semakin menjadi tanpa bisa dikendalikan pemilik dan pengasuh pesantren. Puncaknya terjadi saat Awang mengunjungi putri suluangnya, keteledoran Putri membuat gudang dimana ia biasa bermalas-malasan terbakar. Putri sendiri selamat, namun sang ayah yang berjibaku menyelamatkan buah hatinya harus mengalami cacat fisik permanen. Takut bakal dihukum akibat perbuatannya, Putri melarikan diri dari pesantren dan jatuh ke perangkat Julig, seorang dukun yang ingin mencari tumbal kepala seorang bocah. Rupanya, tumbal tersebut bakal digunakan untuk pembangunan sebuah resort di pinggir pantai yang dikelola Darwin seorang konglomerat. Beruntung, muncul pasangan jin penghuni hutan tepi pantai Ranggada dan Sugari yang menyelamatkan Putri sekaligus membunuh Julig dan Darwin. Saat Awang dan Sari dibuat bingung mencari keberadaannya hingga menghabiskan banyak biaya, Putri malah hidup bersenang-senang di istana jin Ranggada dan Sugari dengan pekerjaan sebagai pendamping anak tunggal mereka Elok. Sayangnya biarpun sudah dimanjakan oleh kedua orangtua angkatnya, kelakuan buruk Putri yang telah mendarah-daging tidak bisa hilang. Akhirnya suami-istri jin Ranggada dan Sugari sudah tidak tahan lagi, mereka mengusir Putri keluar dari istana jin. Setelah sempat terlunta-lunta dan nyaris diperkosa pemuda berandal, Putri dipertemukan juga dengan Awang dan Sari serta adiknya Wulan. Pertemuan tersebut berlangsung mengharukan karena mereka telah berpisah selama lebih dari 10 tahun. Lagi-lagi suasana tentram hanya berlangsung sesaat, Putri kembali berfoya-foya karena sudah terbiasa bergelimang kemewahan tanpa perduli dengan orangtuanya yang sudah terancam bangkrut. Sikapnya terhadap keluarga juga sangat buruk. Selain memperlakukan Wulan dan sang ibu seperti pembantu, Putri juga melecehkan sang ayah yang cacat. Bahkan, Awang yang berusaha membela Wulan malah dicelakai Putri, yang tidak menunjukkan penyesalan sedikit pun, hingga menemui ajalnya. Di tengah kekacauan hidup dan ekonomi keluarga yang semakin morat-marit, apa yang harusnya terjadi tidak bisa dihindari lagi. Sang ibu akhirnya kehilangan kesabaran melihat kelakuan Putri. Yang lebih fatal, kemarahan kali ini jauh lebih parah daripada suami-istri jin Ranggada dan Sugari. Tanpa sadar sang ibu mengucapkan sumpah atau kutuk. Akibatnya, Putri langsung menjadi sebuah patung batu yang terus mengucurkan air bening dari sepasang mata batunya. Konon, air itu adalah air mata dari penyesalan Putri yang sayangnya datang terlambat Sumber: https://indotim.wordpress.com/cerita-rakyat-nusantara-2/legenda-batu-menangis/ […]
15 November 2014 pukul 12:54 |
air susu dibalas dengan air tuba
janganlah kamu membalas kasih sayang ibu dengan kedurhakaan mu
17 November 2014 pukul 06:04 |
[…] sumber:https://indotim.wordpress.com/cerita-rakyat-nusantara-2/legenda-batu-menangis/ […]
25 Desember 2014 pukul 04:46 |
keren critanya,..
msk org tua sndiri ngk mau ngkui…
29 Desember 2014 pukul 11:14 |
Jangan pernah berlaku sewenang wenang kpd orang lain ataupun ortu kita
8 Januari 2015 pukul 03:44 |
Mengandung Hikmah yang bijaksana bagi para anak yang durhaka.
12 Januari 2015 pukul 11:18 |
keren bagus legendanya
29 Januari 2015 pukul 07:51 |
ini cerita dari daerah mnaa?
1 Februari 2015 pukul 10:25 |
nice story
15 Maret 2015 pukul 07:18 |
ada yg tau unsur intrinsiknya gak?
25 April 2015 pukul 11:40 |
Cerita konyolr
1 Mei 2015 pukul 02:22 |
Jagan Lha Coba2 Buat Durhaka Ke Pada Kedua Orang Tua Mu
3 Agustus 2015 pukul 02:54 |
Baguss Men 🙂
6 Agustus 2015 pukul 13:03 |
jangan lah durhaka terhadap orang tua
12 September 2015 pukul 09:30 |
Janganlah coba coba buat durhaka orang tuamua akan berdosa suatu saat nanti
28 September 2015 pukul 23:20 |
bikin hatiku tambah beriman kepada allah
28 September 2015 pukul 23:20 |
opul
27 Oktober 2015 pukul 11:53 |
cerita bagus niee
27 November 2015 pukul 12:19 |
janganlah menjadi anak yang durhaka
18 Desember 2015 pukul 11:55 |
ceritanya sangat bagus, saya suka
30 Desember 2015 pukul 03:23 |
Wow bagusnya
31 Desember 2015 pukul 13:33 |
Ceritanya bagus bisa jadi pelajaran bagi orang yg durhaka sama orang tuanya .siapa tau aja bisa jadi lebih baik setelah membaca cerita ini . Intinya dari cerita ini . kita tidak boleh melawan sama orang tua apa lagi memperlakukan orang tua seperti budak jadi nikmatilah org tua mu:-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-):-
20 Maret 2016 pukul 13:46 |
Halo teman teman dalam rangka menyelesaikan tugas akhir saya.,
Saya Berencana membuat Aplikasi Interaktif yang membantu anak-anak untuk membaca dongeng Indonesia.
Karena hal tersebut saya mohon bantuan agan-agan kaskus yang memiliki atau kenal :
1. Anak-anak umur 6-9 tahun
2. Memiliki akses handphone (punya atau pinjem)
Untuk mengisi kuisioner saya yang sederhana ini…
sehingga hasil kuisioner tersebut dapat saya gunakan untuk
referensi terciptanya aplikasi interaktif yang mendidik dan disukai oleh anak-anak.
Terima kasih
Silakan pilih salah satu bahasa
Bahasa Indonesia – chana3.typeform.com/to/WM2VmM
Bahasa Inggris – chana3.typeform.com/to/By8AKn
21 Maret 2016 pukul 11:55 |
Ini kisah batu menangis ko sedikit banget
24 Maret 2016 pukul 05:13 |
kita sebagai generasi muda jangan congak jangan sombong jangan durhaka sama kedua orang tua. sudah ada contoh nya malin kundang. dia gak. mau mengakui ibu kandungnya setelah dia jadi kaya raya. si tanggang anak durhaka. dan terakihir batu menangis. saya melihatnya sedih. melihat ko masih ada ya anak durhaka. ada yang tega membunuh ibu kandungnya di versi real. ada yang tega membunuh ayah kandung. nya. ayah adalah kepala keluarga yg. dititipkan oleh Allah swt untuk merawat kita dari kandungan ibu sampai kita dewasa dan sukses. untuk semua yang mempunyai orang tua yang sudah lanjut atau lansia kita rawat orangtua kita. sewaktu masih ada atau lengkap. kalau ada orang tua yg sudah tiada. tolong kirimkanlah dia doa agar dia tenang dan senang di kuburnya mendapatkan doa dari anak yg sholeh untuk ibu atau bapak kita yg sudah tiada
1 Mei 2016 pukul 15:30 |
[…] Legenda Batu Menangis […]
8 Juni 2016 pukul 12:54 |
Gw Tidak Tau ini apa Karena GwOrang batak neca lang
8 Juni 2016 pukul 13:03 |
T_T eeeeeee sedih sekalih ceritanya tapi ini asli atau tidak
8 Juni 2016 pukul 13:03 |
g
]
15 Agustus 2016 pukul 12:48 |
Aduhhhh bayak amat tulissanya aku capek bagat nulis aduhhhhhh,,
20 Oktober 2016 pukul 09:51 |
Subhannallah Maha Suci Allah yg telah mengubah gadis itu menjadi “Batu Menangis” yg serjng di kunjungi orang. Oya ingat dari pelajaran ini jangan jadi anak durhaka! Ingat itu dasar anak sombong liatkan akibatnya Chalisa sih gak mau kayak gitu
5 Januari 2017 pukul 14:35 |
Ceritanya bagus loh saya suka cerita ini
3 Februari 2017 pukul 07:00 |
ceritanya sangat bagus deh…………